Senin, 08 Oktober 2012

bblr

BBLR


A.    PENGERTIAN BAYI BARU LAHIR
Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang aterm (37-42 minggu) dengan berat badan lahir 2500-4000 gram. Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. (Saifuddin, 2002)
Ciri-ciri bayi normal antara lain sebagai berikut :
a.    Berat badan 2500-4000 gram
b.    Panjang badan 48-52 cm
c.    Lingkar badan 30-38 cm
d.    Lingkar kepala 33-35 cm
e.    Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 x/menit kemudian menurun sampai 120-160 x/menit.
f.    Pernafasan pada menit pertama kira-kira 80 x/menit kemudian turun sampai 40 x/menit.
g.    Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan terbentuk dan diliputi verniks caeseosa.
h.    Rambut lanugo tidak terlihat, rambut tampak sempurna.
i.    Kuku agak panjang dan lemas.
j.    Testis sudah turun (pada anak laki-laki), genitalia labio mayora telah menutupi labia minora (pada anak perempuan).
k.    Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
l.    Refleks moro sudah baik, bayi dikagetkan akan memperlihatkan gerakan tangan seperti memeluk.
m.    Graff refleks sudah baik, bila diletakkan suatu benda ke telapak tangan maka akan menggenggam.
n.    Eliminasi, urin dan mekonium akan keluar dalam 24 jam, pertama mekonium berwarna kecoklatan. (Saifuddin, 2006)

B.    ADAPTASI BAYI BARU LAHIR TERHADAP KEHIDUPAN DI LUAR UTERUS
Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus menurut Maryunani dan Nurhayati (2008) adalah :
a.    Penyesuaian sistim pernapasan
Penyesuaian yang paling kritis dan segera terjadi yang dialami bayi baru lahir adalah sistim pernapasan. Udara harus diganti oleh cairan yang mengisi saluran pernapasan sampai alveoli.
b.    Penyesuaian sistem kardiovaskuler / sistim sirkulasi jantung mulai berdenyut pada minggu ketiga kehamilan. Selama kehidupan janin, jantung mendistribusikan oksigen dan zat nutrisi yang disuplai melalui plasenta. Selama kehidupan janin, darah sebagian besar melalui paru-paru dan hepar melalui duktus, venosus, foramen ovale dan arteriosus.
c.    Penyesuaian sistim termoregulasi
Termogeneses berarti produksi panas. Temprature pada bayi pada saat lahir adalah sekitar 3 derajat lebih tinggi dari ibunya. Namun, pada detik kedua, terdapat penurunan yang tajam pada temprature tubuh yang dikeluarkan melalui konveksi, evaporasi, konduksi dan radiasi.
d.    Penyesuaian gastro intestinal
Sebelum lahir, janin cukup menghisap dan menelan air ketuban. Refleks gumoh dan batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir.
e.    Penyesuaian sistem kekebalan tubuh
Pada masa awal kehidupan janin, sel-sel yang menyuplai imunitas janin sudah mulai berkembang. Namun sel-sel ini tidak aktif selama beberapa bulan. Bayi baru lahir dilindungi oleh kekebalan pasif yang diterima dari ibunya. Namun bayi sangat rentan terhadap Mikroorganisme, oleh karena itu bayi rentan terkena infeksi.

C.    ASUHAN BAYI BARU LAHIR 1-24 JAM PERTAMA KELAHIRAN
Tujuan :
Mengetahui aktivitas bayi normal/tdk & identifikasi masalah kesehatan BBL yg memerlukan perhatian keluarga & penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan

PENGKAJIAN

a.    Pemantauan Bayi Lahir
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.
1.    Dua jam Pertama Setelah Lahir
Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama sesudah lahir meliputi:
i.    Kemampuan menghisap kuat atau lemah
ii.    Bayi tampak aktif atau lunglai
iii.    Bayi kemerahan atau biru
2.    Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya, penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada atau tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan tindak lanjut seperti :
i.    Bayi kecil untuk masa kehamilan bayi kurang bulan
ii.    Gangguan pernapasan
iii.    Hipotermia
iv.    Infeksi
v.    Cacat bawaan dan trauma lahir

b.    Penilaian Awal
Biasanya untuk mengevaluasi bayi baru lahir pada menit pertama dan menit kelima setelah kelahirannya menggunakan sistim APGAR. Nilai APGAR akan membantu dalam, menentukan tingkat keseriusan dari depresi bayi baru lahir yang terjadi serta langkah segera yang akan diambil. Hal yang perlu dinilai antara lain warna kulit bayi, frekuensi jantung reaksi terhadap rangsangan, aktivitas tonus otot, dan pernapasan bayi, masing-masing diberi tanda 0, 1 atau 2. sesuai dengan kondisi bayi.
Klasifikasi klinik :
1. Nilai 7-10 : bayi normal
2. Nilai 4-6 : bayi dengan asfiksia ringan dan sedang
3. Nilai 1-3 : bayi dengan asfiksia berat
APGAR Score

Tanda-tanda    0    1    2
A : Apperience
(warna kulit)     Pucat atau biru     Tubuh merah     Seluruh tubuh merah
P : Puls     Tidak ada     Dibawah 100,     Diatas 100, detak
(frekuensi jantung)     detak jantung     lemah dan lamban     jantung kuat
G : Grimace
(reaksi terhadap
Rangsangan)     Tidak ada respon     Menyeringi atau kecut     Menangis
A : Activity
(tonus otot)     Tidak ada gerakan     Ada sedikit     Seluruh ekstremitas bergerak aktif
R : Respiration
(pernapasan)     Tidak ada     Pernapasan perlahan, bayi terdengar merintih     Menangis kuat



c.    Membersihkan Jalan Napas
Langkah- langkah :
1.    Sambil menilai pernafasan secara cepat, letakkan bayi dg handuk di atas perut ibu
2.    Bersihkan darah/lendir dr wajah bayi dg kain bersih & kering/ kassa
3.    Periksa ulang pernafasan
4.    Bayi akan segera menagis dlm waktu 30 detik pertama
5.    setelah lahir
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan napas dengan cara sebagai berikut :
1.    Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
2.    Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus lebih sedikit tengadah ke belakang.
3.    Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kasa steril.
4.    Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering. Dengan rangsangan ini biasanya bayi segera menangis. Kekurangan zat asam pada bayi baru lahir dapat menyebabkan kerusakan otak. Sangat penting membersihkan jalan napas, sehingga upaya bayi bernapas tidak akan menyebabkan aspirasi lendir (masuknya lendir ke paru-paru).
5.    Alat penghisap lendir mulut (DeLee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus telah siap di tempat.
6.    Segera lakukan usaha menghisap mulut atau hidung.
7.    Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan.
8.    Bantuan untuk memulai pernapasan mungkin diperlukan untuk mewujudkan ventilasi yang adekuat.
9.    Dokter atau tenaga medis lain hendaknya melakukan resusitasi setelah satu menit bayi tak bernapas.

d.    Pencegahan Infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Sebelum menangani bayi baru lahir penolong harus melakukan upaya pencegahan infeksi berikut :
1.    Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi.
2.    Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan.
3.    Memastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
4.    Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikian pula halnya timbangan, pita pengukur, thermometer, stetoskop dan benda lain yang akan bersentuhan dangan bayi juga bersih.
e.    Memotong dan Merawat Tali Pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan. Apabila bayi lahir tidak menangis, maka tali pusat segera dipotong untuk memudahkan melakukan tindakan resusitasi pada bayi. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan dibuat ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70% atau povidon iodine 10% serta dibalut kasa steril. Pembalut tersebut diganti setiap hari atau setiap tali basah atau kotor.
Sebelum memotong tali pusat, dipastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan baik untuk mencegah terjadinya perdarahan.
1.    Alat pengikat tali pusat atau klem harus selalu siap tersedia di ambulans, di kamar bersalin, ruang penerima bayi, dan ruang perawatan bayi.
2.    Gunting steril juga siap
3.    Pantau kemungkinan terjadinya perdarahan dari tali pusat.

f.    Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi
Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus dicatat.
Dengan cara :
1.    Keringkan bayi secara seksama
2.    Selimuti bayi dg selimut/kain bersih, kering & hangat
3.    Tutup bagian kepala bayi
4.    Anjurkan ibu untuk memeluk & menyusukan bayinya
5.    Tempatkan bayi di lingk yg hangat contoh dengan metode kanguru

g.    Memberi Vitamin K
Kejadian perdarahan Karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir dilaporkan cukup tinggi, berkisar antara 0.25-0.5%. Untuk mencegah terjadinya perdarahan tersebut, diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0.5-1 mg secara im.

h.    Memberi Obat Tetes atau Salep Mata
Berguna untuk pencegahan infeksi, dapat diberikan :
1.    Memberikan obat tetes mata/salep
2.    diberikan 1 jam pertama by lahir yaitu ; eritromysin 0,5%/tetrasiklin 1%.
3.    Yang biasa dipakai adalah larutan perak nitrat/ neosporin & langsung diteteskan pd mata bayi segera stl bayi lahir
Di daerah di mana prevalensi gonorhoe tinggi, setiap bayi baru lahir perlu diberi salep mata sesudah lima jam. bayi lahir. Pemberian obat mata cloramphenikol 0,5% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual).

i.    Identifikasi Bayi
Apabila bayi dilahirkan di tempat bersalin yang persalinannya mungkin lebih dari satu persalinan maka sebuah alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir dan harus di tempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.
1.    Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan pasien, di kamar bersalin dan ruang perawatan bayi.
2.    Alat yang digunakan hendaknya kebal air dengan tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.
3.    Pada alas atau gelang identifikasi harus tercantum :
i.    Nama lengkap ibu
ii.    Warna gelang sesuai jenis kelamin pada bayi
iii.    Tanggal lahir
iv.    Nomor medical record
v.    Jenis kelamin
vi.    Unit/berat badan
4.    Disetiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi. Sidik telapak kaki bayi dan sidik jari ibu harus di klip di catatan yang tidak mudah hilang. Sidik telapak kaki bayi harus dibuat oleh personil yang berpengalaman menerapkan cara ini, dan dibuat dalam catatan bayi. Bantalan sidik kaki harus disimpan dalam ruangan dengan suhu kamar. Ukurlah berat lahir, panjang bayi, lingkar kepala, lingkar dada dan catat dalam rekam medik.

j.    Pemberian ASI
Rangsangan hisapan bayi pada puting susu akan diteruskan oleh serabut syaraf ke hipofisis anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin.
Prolaktin inilah yang memacu payudara untuk menghasilkan ASI. Semakin bayi menghisap puting susu akan semakin banyak prolaktin dan ASI dikeluarkan. Produksi ASI akan optimal setelah hari ke 10-14 usia bayi. Bayi sehat akan mengkonsumsi 700-800 ml ASI perhari untuk tumbuh kembang bayi. Produksi ASI mulai turun 500-600 ml setiap enam bulan pertama dan menjadi 300-500 ml pada tahun kedua usia anak.
Pastikan bahwa pemberian ASI mulai dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir. Anjurkan ibu untuk memeluk dan mencoba untuk menyusui bayi setelah tali pusat diklem dan dipotong.
1.    Pemberian ASI memiliki beberapa keuntungan, antara lain:
i.    Memulai pemberian ASI secara dini akan merangsang produksi ASI.
ii.    Memperkuat refleks menghisap (refleks menghisap awal pada bayi paling kuat pada beberapa jam pertama setelah lahir)
iii.    Memulai pemberian ASI secara dini akan memberikan pengaruh yang positif bagi kesehatan bayi.
iv.    Mempromosikan hubungan emosional antara ibu dan bayi.
v.    Memberikan kekebalan pasif segera kepada bayi melalui colostrum.
vi.    Merangsang kontraksi uterus.
2.    Pedoman Umum untuk Ibu saat Menyusui
i.    Mulai menyusui segera setelah bayi lahir dalam 30 menit pertama.
ii.    Jangan memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi (misalnya air, madu, larutan gula atau pengganti susu ibu kecuali pada indikasi yang jelas atas alasan-alasan mereka).
iii.    Jarang sekali para ibu cukup memiliki ASI sehingga membutuhkan asupan susu buatan tambahan.
iv.    Berikan ASI saja selama enam bulan pertama kehidupannya.
v.    Berikan ASI kepada bayi sesuai dengan kebutuhannya, baik siang maupun malam (delapan kali atau lebih dalam 24 jam) selain bayi menginginkannya.
3.    Refleks Laktasi
Terdapat dua mekanisme refleks laktasi pada ibu yaitu refleks prolaktin don refleks oksitosin yang berperan dalam produksi ASI dan involutio uteri. Pada bayi terdapat tiga jenis refleks, yaitu:
i.    Refleks Mencari Puting Susu (rooting refleks)
ii.    Rrefleks akan menoleh ke arah dimana terjadi sentuhan pada pipinya. Bayi akan membuka membuka mulutnya apabila bibirnya disentuh dan berusaha untuk menghisap benda yang disentuhkan tersebut.
iii.    Refleks Menghisap (sucking refleks)
iv.    Rangsangan puting susu pada langit-langit bayi menimbulkan refleks menghisap. Hisapan ini akan menyebabkan areola dan punting susu ibu tertekan gusi, lidah dan langit-langit bayi sehigga sinus laktiferus dibawah, areola dan ASI terpancar keluar.
v.    Refleks Menelan (Swalowwing refleks)
vi.    Kumpulan ASI didalam mulut bayi mendesak otot-otot didaerah mulut dan faring untuk mengaktifkan refleks menelan dan mendorong ASI kedalam lambung bayi. (Asuhan Persalinan Normal, Revisi 2007 ).


PENGUKURAN ANTOPOMETRI BBL
Pengukuran rutin bayi baru lahir nenurut Maryunani dan Nurhayati (2008), yaitu :
a.    Berat badan
Berat badan pada bayi cukup bulan normalnya 2500-4000 gram. Timbang berat badan bayi segera setelah lahir karena dapat terjadi penurunan berat badan secara cepat.
b.    Panjang badan
Panjang badan diukur dari puncak kepala sampai tumit pada bayi cukup bulan normalnya 48-53 cm. terkadang agak sulit dilakukan pada bayi cukup karena adanya molase, ekstensi lutut tidak sempurna. Bila panjang badan kurang dari 45 cm atau lebih dari 55 cm perlu dicermati adanya penyimpangan kromosom.
c.    Lingkar kepala
Lingkar kepala diukur dangan meteran, mulai dari bagian depan kepala (diatas alis atau area frontal) dan. area occipital dusebut oksipitofrontalis yang merupakan diameter terbesar. Lingkar kepala normalnya 31-35,5 cm pada bayi cukup bulan.
d.    Lingkar dada
Lingkar dada pada bayi cukup bulan normalnya 30,5-33 cm. sekitar 2 cm lebih kecil dari lingkar kepala. Pengukuran dilakukan tepat pada garis bawah dada. Bila panjang badan kurang dari 30 cm perlu dicurigai adanya premature.

PEMERIKSAAN PADA BBL
Menurut Saifuddin (2006), lakukan pemeriksaan fisik yang lengkap ketika memeriksa bayi baru lahir dan ingat butir-butir penting berikut :
•    Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan
•    Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tangan dan bertindak lembut pada saat menangani bayi
•    Lihat, dengarkan dan rasakan tiap-tiap daerah, dimulai dari kepala dan berlanjut secara sistematis menuju jari kaki
•    Jika ditemukan faktor resiko atau masalah, carilah bantuan lebih lanjut yang memang diperlukan
•    Rekam hasil pengamatan dan tiap tindakan jika diperlukan bantuan lebih lanjut

a.    Pemeriksaan fisik pada Bayi
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik BBL, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
i.    Bayi sebaiknya dalam keadaaan telanjang di bawah lampu terang sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas atau lepaskan pakaian pada daerah yang diperiksa
ii.    Lakukan prosedur secara berurutan dari kepala dan kaki atau lakukan prosedur yang memerlukan observasi ketat lebih dahulu, seperti paru, jantung dan abdomen.
iii.    Lakukan prosedur yang mengganggu bayi seperti pemeriksaan refleks pada tahap akhir
iv.    Bicara lembut, pegang tangan bayi di atas dadanya atau lainnya

b. Hal-hal yang Akan Diperiksa
1.    Penampilan secara umum
Yang dinilai penampilan secara umum adalah seperti tangisan bayi, ukuran tubuh bayi apakah kecil, besar atau kurus.
2.    Tanda-tanda fisik
i.    Tingkat pernapasan
Bayi yang baru lahir umumnya bernapas antara 30-60 x/menit, dihitung selama satu menit penuh dengan mengamati naik turun perutnya, bayi dalam keadaan tenang.
ii.    Detak jantung
Jantung BBL normalnya berdetak antara 120-160 x/menit dengan menggunakan stetoskop dapat didengar dengan jelas di telinga.
iii.    Suhu tubuh
Suhu tubuh BBL normalnya 36,5-37,5°C diukur di daerah ketiak bayi selama 15 menit dengan menggunakan thermometer.
iv.    Kepala
Lakukan inspeksi daerah kepala, lihat apakah ada molase, Caput succadenum dan chepal hematoma, perdarahan atau kelainan lainnya.
v.    Telinga
Untuk memeriksa telinga bayi tataplah mukanya. Bayangkan sebuah garis melintas kedua matanya, normalnya beberapa bagian telinga harus berada di garis ini.
vi.    Mata
Lihat kedua mata bayi apakah kedua mata tampak normal dan apakah bergerak bersama, lakukan pemeriksaan dengan melakukan penyinaran pada pupil bayi. Jika disinari, kedua mata mengecil berarti dalam keadaan normal. Selanjutnya lihat sclera dan konjungtivanya.
vii.    Hidung dan mulut
Pertama yang kita lihat apakah bayi dapat bernapas dengan lancar tanpa hambatan, kemudian lakukan pemeriksaan pada bibir dan langit-langit dengan cara menekan sedikit pipi bayi untuk membuka mulut bayi kemudian masukkan jari tangan anda untuk merasakan hisapan bayi.
viii.    Leher
Periksa leher apakah ada pembengkakan dan benjolan. Pastikan untuk melihat apakah kelenjar thyroid bengkak, hal ini merupakan suatu masalah pada BBL.
ix.    Dada
Yang diperiksa adalah bentuk dari dada, puting, bunyi napas dan bunyi jantung.
x.    Bahu, lengan dan tangan
Yang dilakukan adalah melihat gerakan bayi apakah aktif atau tidak kemudian menghitung jumlah jari.
xi.    Perut
Pada perut yang diperhatikan adalah bentuk dari perut bayi, lingkar perut, penonjolan sekitar tali pusat ketika bayi menangis, perdarahan pada tali pusat, dinding perut lembek pada saat bayi tidak menangis dan benjolan yang terlihat pada perut bayi.
xii.    Alat kelamin
Pada bayi laki-laki yang harus diperiksa adalah normalnya dua testis dalam skrotum kemudian apakah pada ujung penis terdapat lubang. Pada bayi perempuan yang harus diperiksa adalah normalnya labia mayora dan minora, pada vagina terdapat lubang, pada uretra terdapat lubang dan terdapat klitoris.
xiii.    Pinggul
Untuk pemeriksaan pinggul peganglah tungkai kaki bayi. Tekan pangkal paha dengan lembut ke sisi luar, dengarkan dan rasakan adakah bunyi "klik" ketika menggerakkan kaki bayi. Bila terdengar bunyi "klik", laporkan dokter.
xiv.    Kulit
Pada kulit yang perlu diperhatikan adalah verniks, warna, pembengkakan atau bercak-bercak hitam dan kemerahan seperti tanda lahir.
xv.    Punggung dan anus
Lihat punggung apakah terdapat kelainan atau benjolan, apakah anus berlubang atau tidak.
xvi.    Tungkai dan kaki
Yang perlu diperiksa adalah gerakan kaki, bentuk simetris kaki, panjang kedua kaki dan jumlah jari pada kaki.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Pengkajian awal pada bayi baru lahir, ditambah dengan pengetahuan perawat mengenai status fisiologi bayi baru lahir yang dapat terjadi, akan mengarah pada penyusunan diagnosa keperawatan yang aktual / potensial.
Kemungkinan diagnosa yang ditemukan :
1.    Ketidak efektifan bersihan jalan nafas b.d lendir orofaringeal yang berlebihan
2.    Ketidak efektifan pengaturan suhu b.d transisi bayi baru lahit ke lingkungan ekstra uterin
3.    Resiko infeksi b.d faktor kematangan sistem imun belum matang
4.    Resiko cidera b.d faktor kematangan tidak mampu melindungi diri sendiri

INTERVENSI
Penentuan intervensi tegantung dari kebijakan yang diterapkan setiap institusi masing- masing. Hasil pengkajian yang telah tercatat dibagian sebelumnya akan membimbing perencanaan dan intervensi untuk setiap bayi baru lahir. Perawat juga akan memantau kemungkinan komplikasi pada BBL yang akan mengarah pada idetifikasi masalah yang memerlukan kolaborasi antara perawat dengan tenaga kesehatan lainnya.

EVALUASI

Mengevaluasi hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan, meliputi :
Bayi baru lahir mempertahankan jalan nafs yang bersih
TTV BBL tetap berada dalam batas normal
BBL bebas dari cidera

D.    PENILAIAN BBL UNTUK TANDA- TANDA KEGAWATAN
Menurut Prawirohardjo (2002). Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda berikut :
a.    Pernapasan sulit atau lebih dari 60 x/menit.
b.    Kehangatan dengan suhu antara 37-380C.
c.    Warna kulit (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat memar.
d.    Pemberian makanan seperti hisapan lemah, mengantuk berlebihan dan banyak muntah.
e.    Tali pusat seperti merah bengkak, keluar cairan, bau busuk dan pernapasan sulit.
f.    Tinja atau kemih seperti tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering berwarna hijau tua, ada lender atau darah pada tinja.
g.    Aktivitas seperti menggigil atau tangis tidak biasa, lemas, lunglai, kejang halus, tidak bisa tenang dan menangis terus menerus.






















BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
    Dari berbagai uraian masalah penerapan managemen kebidanan dalam memberikan Asuhan Kebidanan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1.    Dalam melakukan pengkajian, diperlukan komunikasi terapeutik yang baik dengan klien sehingga dapat diperoleh data yang lengkap.
2.    Dengan menganalisa data secara cermat maka akan dibuat diagnosa masalah.
3.    Dalam menyusun rencana tindakan Asuhan Kebidanan tidak mengalami kesulitan jika kerjasama yang baik dengan klien.
4.    Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan prioritas masalah didasarkan perencanaan tindakan yang disusun.
5.    Hasil evaluasi dari kegiatan yang telah dilaksanakan merupakan penilaian tentang keberhasilan asuhan kebidanan.

1 komentar: